About me

 

SELAMAT DATANG DI SAHABATQQ - AGEN DOMINOQQ AGEN BANDAR Q DAN POKER ONLINE AMAN DAN TERPERCAYA TERSEDIA LIVE CASINO DAN SLOT GACOR LINK : PLAYSAHABAT.NET| PLAYSAHABAT.COM | WA +855312298058

Nafsu Tidak Terkendali Akhirnya Menikmati Tubuh Ibu Dan Tante Ku Sendiri

Namaku Taufik, 32 tahun. Saat ini aku tinggal di Bandung. Banyak yang bilang aku ganteng. Kisah yang akan aku tulis ini adalah kisah nyata dari pengalaman sex aku dengan mama dan tante aku.

Cerita ini dimulai ketika aku berusia 20 tahun. Saat itu tante sarah datang dan menginap selama beberapa hari di rumah karena suaminya sedang pergi keluar kota. Dia merasa sepi dan takut tinggal di rumahnya sendirian. Tante sarah berusia 32 tahun. Penampilannya biasa saja. Tinggi badan 160 cm. Ramping. Tapi aku suka bodynya. Buah dada 36B, dan pantatnya besar bulat. Aku suka lihat tante sarah kalau sudah memakai celana panjang ketat sehingga pantatnya sangat membentuk, merangsang. Tante sarah adalah adik kandung Papa aku.
Waktu itu hari aku tidak masuk kuliah. Aku diam di rumah bersama mama dan tante sarah. Pagi itu, jam 10, kulihat mama baru selesai mandi. Mama keluar dari kamar mandi memakai handuk menutupi dada dan setengah pahanya yang putih mulus. Mama berusia 38 tahun. Sangat cantik.DominoQQ

Saat itu entah secara tidak sengaja aku melihat mama membetulkan lilitan handuknya sebelum masuk kamar. Terlihat buah dada mama walau tidak terlalu besar tapi masih bagus bentuknya. Yang terutama jadi perhatian aku adalah memek mama yang dihiasi bulu hitam tidak terlalu lebat berbentuk segitiga rapi. Mungkin karena mama rajin merawatnya

Mama sepertinya tidak sadar kalau aku sedang memperhatikannya. Mama langsung masuk kamar. Hati berdebar dan terbayang terus pemandangan tubuh mama tadi. Aku dekati pintu, lalu aku intip dari lubang kunci. Terlihat mama sedang membuka lilitan handuknya lalu mengeringkan rambutnya dengan handuk tersebut. Terlihat tubuh mama sangat menggairahkan. Terutama memek mama yang aku fokuskan. Secara otomatis tangan aku meraba kontol dari luar celana, lalu meremasnya pelan-pelan sambil menikmati keindahan tubuh merangsang mama. Karena sudah tak tahan lagi, aku segera ke kamar mandi dan onani sambil membayangkan menyetubuhi mama. Sampai akhirnya.. Crot! Crot! Crot! Aku orgasme.

Sore harinya, waktu aku sedang tiduran sambil membaca majalah, tiba-tiba terdengar suara mama memanggil aku.

“Taufik..!” panggil mama.
“Ya, Ma…” sahut aku sambil bergegas ke kamar mama.
“Ada apa, Ma?” tanya aku.
“Pijitin badan mama, Taufik. Pegal rasanya…” kata mama sambil tengkurap.
“Iya, Ma…” jawab aku.

Waktu itu mama memakai daster. Aku mulai memijit kaki mama dari betis. Terus sampai naik ke paha. Mama tetap diam merasakan pijitan aku. Karena daster mama agak mengganggu pijitan, maka aku bertanya pada mama,

“Ma, dasternya naikin ya? mengganggu nih…” tanya aku.
“Emang kamu mau mijitan apa aja, Taufik?” tanya mama.
“Seluruh badan mama,” jawab aku.
“Ya sudah, mama buka baju saja,” kata mama sambil bangkit, lalu melepas dasternya tanpa ragu.
“Ayo lanjutkan, Taufik!” kata mama sambil kembali tengkurap.

Darah aku berdesir melihat mama setengah telanjang di depan mata

“Mama tidak malu buka baju depan Taufik?” tanya aku.
“Malu kenapa? Kan anak kandung mama.. Biasa sajalah,” jawab mama sambil memejamkan mata.



Aku berdebar. Tanganku mulai memijit paha mama. Sebetulnya bukan memijit, istilah yang tepat adalah mengusap agak keras. Aku nikmati usapan tangan aku di paha mama sambil mata terus memandangi pantat mama yang memakai celana dalam merah. Setelah selesai “memijit” paha, karena masih ragu, aku tidak memijit pantat mama, tapi langsung naik memijit pinggang mama.

“Kok dilewat sih, Taufik?” protes mama sambil menggoyangkan pantatnya.
“Mm.. Taufik takut mama marah…” jawab aku.
“Marah kenapa? Kamu kan emang mama pinta mijitin.. Ayo teruskan!” pinta mama.

Karena sudah mendapat angin, aku mulai meraba dan agak meremas pantat mama dari luar celana dalamnya. Nyaman rasanya memijit dan meremas pantat mama yang bulat dan padat. Kontol aku sudah mulai mengeras. Mama tetap terpejam menikmati pijitan aku. Karena birahi aku sudah naik, aku sengaja memasukkan tangan aku ke celana dalam mama dan terus meremasnya. Mama tetap diam. Aku makin berani.

Jari tengah aku mulai menyusuri belahan pantat mama sampai ke belahan memek mama. Jari aku diam disana. Aku takut mama marah. Tapi mama tetap diam sambil memejamkan mata. Aku mulai menggerakan jari tengah aku di belahan memek mama. Mama tetap diam.

Terasa memek mama mulai basah. Dan aku tahu kalau mama agak menggoyang-goyangkan pantatnya, mungkin mama merasa enak menikmati jari aku di belahan memeknya. Itu perkiraan aku. Karena sudah basah, aku nekad masukkan jari aku ke lubang memek mama. Mama tetap memejamkan mata, tapi pantatnya mulai bergoyang agak cepat.

“Taufik, kamu ngapain?” tanya mama sambil membalikkan badannya. Aku kaget dan takut mama marah.
“Maaf, Ma…” kataku tertunduk tidak berani memandang mata mama.
“Taufik tidak tahan menahan nafsu…” kataku lagi.
“Nafsu apa?” kata mama dengan nada lembut.
“Sini berbaring dekat mama,” kata mama sambil menggeserkan badannya. Aku diam tidak mengerti.
“Sini berbaring Taufik,” ujar mama lagi.
“Tutup dulu pintu kamar,” kata mama.
“Ya, Ma…” kataku sambil berdiri dan segera menutup pintu. Kemudian aku berbaring di samping mama.

Mama menatapku sambil membelai rambut aku.

“Kenapa bernafsu dengan mama, Taufik,” tanya mama lembut.
“Mama marahkah?” tanya aku.
“Mama tidak marah, Taufik.. Jawablah jujur,” ujar mama.
“Melihat tubuh mama, Taufik tidak tahu kenapa jadi pengen, Ma…” kataku. Mama tersenyum.
“Berarti anak mama sudah mulai dewasa,” kata mama.
“Kamu benar-benar mau sayang?” tanya mama.
“Maksud mama?” tanya aku.
“Dua jam lagi Papa kamu pulang…” hanya itu yang keluar dari mulut mama sambil tangannya meraba kontol aku dari luar celana.

Aku kaget sekaligus senang. Mama mencium bibir aku, dan akupun segera membalasnya. Kami berciuman mesra sambil tangan kami saling meraba dan meremas.

“Buka pakaian kamu, Taufik,” kata mama. Aku menurut, dan segera melepas baju dan celana.

Mama juga melepas BH dan celana dalamnya. Mama duduk di tepi tempat tidur, sedangkan aku tetap berdiri.

“Kontol kamu besar, Taufik…” kata mama sambil meraih kontol aku dan meremas serta mengocoknya. Enak rasanya.

“Kamu udah pernah maen dengan perempuan tidak, sayang?” tanya mama.
“Belum pernah, Ma.. Mmhh..”. Mama tersenyum, entah apa artinya, Sambil menikmati enaknya dikocok.


Lalu mama menarik pantat aku hingga kontol aku hampir mengenai wajahnya. Lalu mama mulai menjilati kontol aku mulai dari batang sampai ke kepalanya. Rasanya sangat nikmat. Lebih nikmat lagi ketika mama memasukkan kontolku ke mulutnya. Hisapan dan permainan lidah mama sangat pandai. Tanganku dengan keras memegang dan meremas rambut mama dengan keras karena merasakan kenikmatan yang amat sangat. Tiba-tiba mama menghentikan hisapannya, tapi tangannya tetap mengocok kontolku perlahan.

“Enak sayang?” tanya mama sambil menengadah menatapku.
“Iya, Ma.. Enak sekali,” jawabku dengan suara tertahan.
“Sini sayang. Kontolmu udah besar dan tegang. Sekarang cepat masukkan…” ujar mama sambil menarik tanganku.

Mama lalu telentang di tempat tidur sambil membuka lebar pahanya. Tanpa ragu aku naiki tubuh mama. Aku arahkan kontolku ke lubang memeknya. Tangan mama membimbing kontolku ke lubang memeknya.

“Ayo, Taufik.. Masukkan…” ujar mama sambil terus memandang wajahku.

Aku tekan kontolku. Lalu terasa kepala kontolku memasuki lubang yang basah, licin dan hangat. Lalu batang kontolku terasa memasuki sesuatu yang menjepit, yang entah bagaimana aku menjelaskan rasa nikmatnya.. Secara perlahan aku keluarmasukkan kontolku di memek mama. Aku cium bibir mama. Mamapun membalas ciuman aku sambil menggoyangkan pinggulnya mengimbangi goyangan aku.

“Enak, Taufik?” tanya mama.
“Sangat enak, Ma…” jawabku sambil terus menyetubuhi mama. Setelah beberapa menit, aku hentikan gerakan kontol aku.
“Kenapa mama mau melakukan ini dengan Taufik?” tanyaku. Sambil tersenyum, mata mama kelihatan berkaca-kaca.
“Karena mama sayang kamu, Taufik…” jawab mama.
“Sangat sayang…” lanjutnya.
“Lagipula saat ini mama memang sedang ingin bersetubuh…” lanjutnya lagi.

Aku terdiam. Tak berapa lama aku kembali menggerakan kontol aku menyetubuhi mama.

“Taufik juga sangat sayang mama…” ujarku.
“Ohh.. Taufik.. Enakk.. Mmhh…” desah mama ketika aku menyetubuhinya makin keras.
“Mama mau keluar…” desah mama lagi.

Tak lama kurasakan tubuh mama mengejang lalu memeluk aku erat-erat. Goyangan pinggul mama makin keras. Lalu..

“Ohh.. Enak sayangg…” desah mama lagi ketika dia mencapai orgasme.

Aku terus menggenjot kontolku. Lama-lama kurasakan ada dorongan kuat yang akan keluar dari kontol aku. Rasanya sangat kuat. Aku makin keras menggenjot tubuh mama..

“Ma, Taufik gak tahann…” ujarku sambil memeluk tubuh mama lalu menekan kontolku lebih dalam ke memek mama.

“Keluarin sayang…” ujar mama sambil meremas-remas pantatku.
“Keluarin di dalam aja sayang biar enak…” bisik mama mesra. Akhirnya, crott.. Crott.. Crott.. Air maniku keluar di dalam memek mama.
“Mmhh…” desahku. Lalu tubuh kami tergolek lemas berdampingan.
“Terima kasih ya, Ma…” ujar aku sambil mencium bibir mama.
“Lekas berpakaian, Papa kamu sebentar lagi pulang!” kata mama.

Lalu kamipun segera berpakaian. Setengah jam kemudian Papa pulang. Mama dan aku bersikap seperti biasa dan terlihat normal.

Malam harinya, sekitar jam 11 malam, ketika mama dan Papa sudah tidur, aku dan tante sarah masih nonton TV. Tante sarah memakai kimono. Sesekali aku lihat paha mulusnya ketika kimononya tersingkap. Tapi tidak ada perasaan apa-apa. Karena sudah biasa melihat seperti itu. Tiba-tiba tante sarah bertanya sesuatu yang mengejutkan aku,

“ngapain kamu tadi sore lama-lama berduaan ama mama kamu di kamar?” tanya tante sarah.
“Hayo, ngapain..?” tanya tante sarah lagi sambil tersenyum.
“Tidak ada apa-apa. Aku mijitin mama, kok…” jawabku.
“Kok lama amat. Sampe lebih dari satu jam,” tanyanya lagi.
“Curigaan amat sih, tante?” kataku sambil tersenyum.
“Tante hanya merasa aneh saja waktu tante denger ada suara-suara yang gimanaa gitu…” ujar tante sarah sambil tersenyum.
“Kayak suara yang lagi enak…” ujar tante sarah lagi.
“Udah ah.. Kok ngomongnya ngaco ah…” ujarku sambil bangkit.
“Maaf dong, Taufik. Tante becanda kok…” ujar tante sarah.
“Kamu mau kemana?” tanya tante sarah.
“Mau tidur,” jawabku pendek.
“Temenein tante dong, Taufik,” pinta tante.

Aku kembali duduk dikursi di samping tante sarah.

“Ada apa sih tante?” tanyaku.
“Tidak ada apa-apa kok. Hanya butuh temen ngobrol saja,” jawab tante sarah.
“Kamu sudah punya pacar, Taufik?” tanya tante sarah.
“Belum tante. Kenapa?” aku balik bertanya.
“Kamu tuh ganteng, tinggi. Tapi kenapa belum punya pacar?” tanya tante lagi.
“Banyak sih yang ngajak jalan, tapi aku tidak mau,” jawabku.
“Apa kamu pernah kissing dengan perempuan, Taufik?” tanya tante sarah pelan sambil wajahnya didekatkan ke wajahku. Bibir kami hampir bersentuhan. Aku tak menjawab.
“Ni tante lagi horny kayaknya…” pikir aku.

Tanpa banyak kata, aku cium bibir tante sarah. Tante sarahpun langsung membalas ciumanku dengan hebat. Permainan lidah dan sedotan bibir kami main mainkan.. Sementara tanganku segera masuk ke balik kimono tante sarah. Lalu masuk lagi ke dalam BH-nya. Lalu ku remas-remas buah dadanya dengan mesra sambil ujung jari aku memainkan puting susunya.

“Mmhh..”

Suara tante sarah mendesah tertahan karena kami masih tetap berciuman. Tangan tante sarahpun tidak diam. Tangannya meremas kontolku dari luar celana kolorku. Kontolku langsung tegang.

“Taufik, pindah ke kamar tante, yuk?” pinta tante sarah.
“Iya tante…” jawabku. Lalu kami segera naik ke loteng ke kamar tante sarah.

Setiba di kamar, tante sarah dengan tak sabar segera melepas kimono dan BH serta CD-nya. Akupun segera melepas semua pakaian di tubuh aku.

“Ayo Taufik, tante sudah gak tahan…” ujar tante sarah sambil senyum, lalu merebahkan badannya di kasur.

Aku segera menindih tubuh telanjang tante sarah. Aku cium bibirnya, pindah ke pipi, leher, lalu turun ke buah dadanya. Aku jilat dan hisap puting susu tante sarah sambil meremas buah dada yang satu lagi.

“Ohh.. Mmhh.. Taufiky.. Kamu pinter amat sih.. Mmhh…” desah tante sarah sambil tangannya memegang kepala aku.

Lalu lidahku turun lagi ke perut, lalu ketika mulai turun ke selangkangan, tante sarah segera melebarkan kakinya mengangkang. Memek tante sarah bersih tidak berbau. Bulunya hanya sedikit sehing nampak jelas belahan memeknya yang bagus. Aku segera jilati memek tante sarah terutama bagian kelentitnya.

“Ohh.. Sayang.. Enakkhh.. Mmhh.. Terus sayang…” desah tante sarah sambil badannya mengejang menahan nikmat.

Tak berapa lama tiba-tiba tante sarah mengepitkan kedua pahanya menjepit kepalaku. Tangannya menekan kepalaku ke memeknya.

“Oh, Taufik.. Tante keluar.. Nikmat sekali.. Ohh…” desah tante sarah.

Aku bangkit, mengusap mulut aku yang basah oleh air memek tante sarah, lalu aku tindih badannya dan kucium bibirnya. Tante sarah langsung,

“Isep dong kontol Taufik, tante…” pintaku.

Tante sarah mengangguk sambil tersenyum. Lalu aku kangkangi wajah tante sarah dan ku sodorkan kontolku ke mulutnya. Tante sarah langsung menghisap dan menjilati kontolku dan mengocok dengan tangannya sambil memejamkan matanya. Sangat enak rasanya. Cara menghisap dan menjilat kontolnya lebih pintar dari mama.

“Udah tante, Taufik udah pengen setubuhi tante…” kataku. Tante sarah melepaskan genggamannya, lalu aku arahkan kontol aku ke memeknya.
“Ayo, Taufik.. Tante sudah tidak tahan…” bisik tante sarah. Lalu, bless.. sleb.. sleb.. sleb.. Kontolku keluar masuk memek tante sarah.
“Taufik kamu pinter menyenangkan perempuan. Kamu pandai memberikan kenikmatan…” kata tante ditengah-tengah persetubuhan kami.
“Ah, biasa saja, tante…” ujarku sambil tersenyum lalu ku kecup bibirnya.

Selang beberapa lama, tiba-tiba tante sarah mempercepat gerakannya. Kedua tangannya erat mendekap tubuhku.

“Taufik, terus setubuhi tante.. Mmhh.. Ohh.. Tante mau keluar.. Ohh.. Ohh. Ohh…” desahnya.

Tak lama tubuhnya mengejang. Pahanya erat menjepit pinggulku. Sementara akau terus memompa kontolku di memeknya.

“Tente udah keluar, sayang…” bisik tante sarah.
“Kamu hebat.. Kuat…” ujar tante sarah.
“Terus setubuhi tante, Taufik.. Puaskan diri kamu…” ujarnya lagi. Tak lama akupun mulai merasakan kalo aku akan segera orgasme. Kupertcepat gerakanku.
“Taufik mau keluar, Tante…” kataku.
“Jangan keluarkan di dalam, sayang…” pinta tante sarah.
“Cabut dulu…” ujar tante sarah.
“Sini tante isepin…” katanya lagi.



Aku cabut kontolku dari memeknya, lalu aku arahkan ke mulutnya. Tante sarah lalu menghisap kontolku sambil mengocoknya. Tak lama, crott.. crott.. crott.. crott.. Air maniku keluar di dalam mulut tante sarah banyak sekali. Aku tekan kontolku lebih dalam ke dalam mulut tante sarah.

Tante sarah dengan tenang menelan air maniku sambil terus mengocok kontolku. Lalu dia menjilati kontolku untuk membersihkan sisa air mani di kontolku. Sangat nikmat rasanya besetubuh dengan tante sarah. Aku segera berpakaian. Tante sarah juga segera mengenakan kimononya tanpa BH dan CD.

“Kamu hebat, Taufik.. Kamu bisa memuaskan tante,” ujar tante sarah.
“Kalo tante butuh kamu lagi, kamu mau kan?” tanya tante sambil memeluk aku.
“Kapan saja tante mau, Taufik pasti kasih,” kataku sambil mengecup bibirnya.
“Terima kasih, sayang,” ujar tante sarah.
“Taufik kembali ke kamar ya, tante? Mau tidur,” kataku.
“Iya, sana tidur,” katanya sambil meremas kontolku mesra. Kukecup bibirnya sekali lagi, lalu aku segera keluar.

Besoknya, setelah Papa pergi ke kantor, mama duduk di sampingku waktu aku makan.

“Taufik, semalam kamu ngapain di kamar tante sarah sampe subuh?” tanya mama mengejutkanku.

Aku terdiam tak bisa berkata apa-apa. Aku sangat takut dimarahi mama. Mama tersenyum. Sambil mencium pipiku, mama berkata,
”Jangan sampai yang lain tahu ya, Taufik. Mama akan jaga rahasia kalian. Kamu suka tante kamu itu ya?” tanya mama. Plong rasanya perasaanku mendengarnya.
“Iya, Ma.. Taufik suka tante sarah,” jawabku.
“Baiklah, mama akan pura-pura tidak tahu tentang kalian…” ujar mama.
“Kalian hati-hatilah…” ujar mama lagi.
“Kenapa mama tidak marah,” tanya aku.
“Karena mama pikir kamu sudah dewasa. Bebas melakukan apapun asal mau tanggung jawab,” ujar mama.
“Terima kasih ya, Ma…” kataku.
“Taufik sayang mama,” kataku lagi.
“Taufik, tante dan Papa kamu sedang keluar.. Mau bantu mama gak?” tanya mama.
“Bantu apa, Ma?” aku balik tanya.
“Mama ingin…” ujar mama sambil mengusap kontolku.
“Taufik akan lakukan apapun buat mama…” kataku. Mama tersenyum.
“Mama tunggu di kamar ya?” kata mama. Aku mengangguk..

Sejak saat itu hingga saat ini aku menikah dan punya 2 anak, aku tetap bersetubuh dengan tante sarah kalau ada kesempatan. Walau sudah agak berumur tapi kecantikan dan kemolekan tubuhnya masih tetap menarik. Baik itu di rumah tante sarah kalau tidak ada Om, di rumah aku sendiri, ataupun di hotel.

Sedangkan dengan mama, aku sudah mulai jarang menyetubuhinya atas permintaan mama sendiri dengan alasan tertentu tentunya. Dalam satu bulan hanya 2 kali. Itulah pengalaman kisah nyata aku. Aku tuliskan dengan sebenarnya.

Posting Komentar

0 Komentar