Saat aku berjalan ke arah teras, salah seorang dari mereka menghampiriku dengan gaya yang centil dan manja,
“Cari apa bang??”
Mataku yang sedari tadi sudah cukup mengantuk sontak saja langsung melek lagi. Wanita itu kira-kira berusia 19-22 tahunan mengenakan kaus ketat berbelahan dada rendah warna abu2 itu, dipadu dengan bawahan rok jeans pendek. Sekilas kulihat 2 tonjolan di sana seperti terjepit ingin meronta keluar, dengan belahan yang masih indah di tengahnya. Mendapati pemandangan seperti itu, aku menjadi tergagap-gagap,
“mau nyari tempat istirahat, capek banget dari tadi nyetir mulu”
“yuk ikut Rena masuk dulu, Kalo pegel-pegel, kita juga bisa mijitin kok.”
Tangannya langsung menggandengku dan menempelkan payudaranya ke lenganku sembari tersenyum nakal. Rena berkulit putih bersih sekali, tubuhnya langsing montok, memakai kaus you can see berwarna putih dan pakai celana jeans pendek ketat. Wajahnya sangat cantik dan imut.
“Kita langsung kekamar aja yah, kalau masalah tarif mah gampang asal maknyosss” kataku karena sudah terpikat dengannya.
“aahh mass, yang penting mah puas.” kata Rena.
Kamar itu tidak terlalu besar dengan penerangan sebuah lampu kecil yang memberikan sensasi remang-remang. Disudut ruangan ada meja dan bangku kecil. Ketika masuk ke dalamnya aku disambut oleh wangi aroma parfum yang membuatku rileks dan nyaman.SahabatQQ
Ketika aku masih termangu melihat keadaan sekeliling, suara Rena yang lembut mengejutkanku.
“Ayoo dibukaa bajunya sama celana mass, susah mijetnya kalau gitu”, jadi pijit ga? Kok malah bengong di pintu aja?”
“Eh, iya ya… Oke… Oke…” aku pun segera membuka bajuku dan celanaku lalu mengambil posisi di tempat tidur.
Masih ada sedikit rasa risih untuk hanya mengenakan boxer di depannya. Namun saat aku menatap wajah manis nan sensual serta melirik sedikit ke bawah lehernya di mana tergantung dua buah gundukan padat serta berisi itu, akal sehatku terkalahkan. Akhirnya kulepas juga celana panjangku dengan dibantu olehnya.
Dia lalu menuangkan sedikit lotion di tangannya lalu dia balurkan ke punggung dan mulai mengurutnya. Ah, nyaman nikmat sekali rasanya ketika tangan mungil nan halus itu mulai menyapu punggungku dari atas sampai hampir pada bokongku. Penat yang dari tadi pagi kurasakan seolah perlahan-lahan mulai sirna.
Selesai dengan punggung, dia lanjutkan dengan kakiku. Dia mulai mengurut otot kaki bagian bawah. Dari telapak kaki dia mulai bergerak ke atas menuju paha. Ketika mengurut pada pangkal pahaku, entah sengaja atau tidak sesekali dia menyentuh kedua pelerku. Aku pun sedikit terkejut, namun sepertinya dia menanggapinya dengan biasa.
“Ayo coba balik badan, Rena mau mengurut leher dan bagian depan” dia memintaku penuh kelembutan.
Aku pun segera menurutinya, kubalik badanku sehingga sekarang dalam posisi berbaring. Dia mulai mengusapi badanku dengan lotion. Saat itu baru kusadari bahwa dia sangat manis, dengan payudara yang bergoyang-goyang saat dia mengusap badanku dengan lotion.
Tiba-tiba tanpa diduga dia duduk diatas perutku, dan mulai mengurut leherku. Tapi aku hanya diam saja dan menikmati keadaan ini. Mataku tak lepas dari dua toket kembar yang sedari tadi bergoyang-goyang menantang, dan tampaknya dia mulai menyadari kalau aku memperhatikannya.
lalu dia mengambil tanganku, mengurutnya, sambil menempelkan punggung tanganku ke dadanya. Wow, kurasakan sesuatu yang masih kenyal dan kencang di sana, Kemaluanku yang dari tadi sudah setengah menegang menjadi full menegang.
Tanpa sadar tangan kananku mulai memegang-megang sambil sedikit meremas payudara yang masih padat itu.
“Ihh, Tangan mass nakall, Suka ya?” jawabnya nakal.
“Aku gemes banget ngeliatnya. Masih bagus banget ya? Boleh lihat ga?” entah setan mana yang merasukiku hingga aku berani berkata demikian.
Tanpa kuduga, dia pun segera melepas tank top-nya, sehingga kali ini kulihat dengan jelas dua bukit kembar itu bergantung dekat sekali dengan wajahku. Tanganku pun segera menangkapnya, bermain-main, serta memilin-milin lembut putingnya. Perlahan namun pasti puting kecil yang berwarna coklat kehitaman itu pun mengeras, dan payudara yang masih ranum itu mulai mengencang.
Kami pun segera bertukar posisi, dia kubaringkan di kasur dan segera saja kulepas celana dalamnya yang sudah mulai basah itu. Hmm, ada aroma khas yang kucium. Rena pun membuka kedua pahanya, dan tampaklah sebuah belahan merah dengan bibir yang masih cukup rapat berkilauan karena dihiasi oleh cairan memek. Rambut kemaluannya yang baru mulai dicukur semakin membuat gairahku bergelora.Agen Domino99
Perlahan kujilati dari luar ke dalam, sambil sesekali memberikan gigitan kecil di luarnya. Akibat ulahku itu terkadang dia sedikit mengerang namun tertahan. Kusibakkan bibir itu dengan lidahku dan kurasakan ada tonjolan kecil di atasnya. Kuhisap dalam-dalam dan kumainkan dengan lidahku, sementara jariku mulai menyelinap ke dalam celah yang sudah basah dan hangat. Jariku mulai leluasa bergerak keluar masuk karena liang itu sudah licin. Ketika jariku semakin cepat dan lidahku semakin liar, Rena pun mulai menegang dan gelisah. Sampai akhirnya dia menjerit dengan sedikit tertahan,
“Aakkkkhh Maasss Aahhhss Mmmmhhhsss Laggiiii Bentar lagii renaaa keluuar!!”
Mendengar permintaannya, aku pun semakin menggila, dan kemudian dia menggelinjang. Tangannya menarik rambutku, sementara pahanya menjepit kepalaku, dan kurasakan denyut-denyut di jariku yang ada di dalam sana. Desahannya sangat lembut sekali aku jadi semakin gila melihatnya.
”Aaaakkkhhhh…. Ouuuuch….. Hufffhh… Aa’nakal……”
Kurasakan semacam cairan bening dan hangat mengalir di jariku. Tubuh Rena mulai melemas dengan nafas yang terengah-engah. Kusodorkan jari-jemariku yang masih basah ke mulutnya. Dengan serta merta dia pun menjilati jariku. Hal ini membuat kemaluanku semakin keras saja. Aku pun segera melepas celana boxerku, dan menyodorkan batangku yang sudah demikian keras ke mulutnya.
Rena pun tanggap dan segera mengulum kemaluanku. Mulutnya yang mungil itu terlihat penuh oleh batangku yang memang terbilang di atas rata-rata. Mulanya aku kasihan melihatnya, namun sepertinya dia malah menikmatinya dan hal itu mulai membangkitkan kembali hasrat birahinya. aku sedikit memaju mundurkan pantatku sehingga aku seperti mengentot mulutnya. Benar-benar luar biasa sensasi yang kurasakan,
“Masss, ayo buruan masukin, Renaa udah gak tahan lagi nih.” katanya memelas.
Lalu kucabut penisku dari mulutnya dan perlahan kugesekkan ke permukaan bibirnya yang memang sudah basah dari tadi. Dia sedikit mengejang ketika bibir licin nan sensitif itu bertemu dengan kepala penisku. Akhirnya setelah kurasa cukup licin, kumasukkan kemaluanku ke dalam liang memeknya secara perlahan. Awalnya dia melenguh, namun setelah beberapa kali kugerakkan tampaknya dia sudah mulai bisa menyesuaikan. Rasanya luar biasa ketika penisku berada di dalam rongga2nya, masih begitu ketat dan menggigit. Denyut-denyut di dinding vaginanya sangat bisa kurasakan.
“Aahhhss aahhhss Eennnakk Maass! mmmmhhh.” katanya memelas.
Gerakanku semakin lama semakin cepat, dan Rena pun semakin gelisah kembali. Dia mulai meremas pinggulku dan menarik-narik rambutku. Tubuhnya menegang dan menggelinjang sekali lagi. Denyut-denyut di dalam sana semakin kuat terasa dan tiba-tiba gerakanku terasa sangat licin. Kulihat banyak sekali cairan bening yang melumuri batangku. Tubuh Rena kembali melemas dan lunglai. Aku pun mulai mengurangi kecepatan gerakanku. Kucium keningnya, bibirnya, lehernya, dan kulumat habis kedua putingnya.
“Sayang sekarang gantiian ya, Rena yang diatas.” dia meminta.
Rupanya dia sudah mulai terangsang lagi oleh cumbuanku.
Kami pun segera bertukar posisi, kali ini dia berada diatasku. Dia pun mulai mengambil posisi berjongkok di atas perutku. Secara perlahan batangku sudah masuk di dalamnya. Rena mulai bergerak naik turun, dan sesekali menjepit batangku di dalamnya. Gerakan itu membuatku semakin gila. Sensasi yang dihasilkan sungguh luar biasa.
“Oouugg sshhh Sshhh aahh oouughh sshhtt” desahnya menikmati genjotanku.
“Aahhh mmmhh ennakk goyagannmu sayang” katanya memelas.
“mmmhh mmmmhh mmmmhh kontoll besaar emangg nikmattt” katanya memelas.
Gerakannya semakin lama semakin cepat. Rena pun mengenjot pantatnya naik turun dengan kencang membuatku semakin terangsang, tangannya meremas2 payudaranya sendiri, desah2nya muncul dengan lembut.
“Ahh..ahh..ahh… Aduh enak sekali, maass Punya mass gede banget, nikmat banget ada di dalem. Owh… renaa pengen keluar lagi….Ufhhh…”
Tubuhnya menegang dan menggelinjang lagi untuk yang ketiga kalinya. Setelah itu dia pun ambruk di atas dadaku dengan nafas yang terengah-engah. Hasrat birahiku yang sudah semakin tinggi dan akan segera meledak seolah memberikan kekuatan yang luar biasa. Dia hanya bisa pasrah sambil terus mendesah,
“Ahh..ahh..ahh… Ayo sayangg, keluarin di dalem aja… Rena udah ga tahan…”
Akhirnya semburan Spermmaa putih kental di dalam vaginanya. Seluruh ototku seperti berkelojotan melepaskan semua hasrat itu. Cairan putih itu mengalir melewati celah merah yang merekah itu dan sebagian jatuh ke kasur. Aku pun segera mengambil tempat disisinya, kupeluk erat dirinya. Rena pun seolah tidak mau aku tinggalkan, dia memelukku erat-erat. Kami pun berciuman dengan lembut di bibir.
0 Komentar